[Review] Then I Hate You So

Judul : Then I Hate You So
Penulis : Andry Setiawan
Penyunting : Tia Widiana
Desain Cover : Dedy Andrianto
Ilustrasi Isi : Tomoyuki Nukul
Penerbit : Penerbit Haru
Tahun terbit : Maret 2012
Tebal : 320 hlm
No. ISBN : 978-602-98325-6-3

Suatu malam, aku menyadari bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu. Saat aku menyadari hal itu, kau tiba-tiba menghilang.
Semua berawal dari bencana tsunami yang mengguncang Jepang.Itoyama Luca mengira dia sudah memiliki segalanya. Kepintaran, karir yang sukses bahkan tampang yang keren. Tapi semuanya seolah tak berarti setelah bencana itu. Kekacauan di Jepang membuat sebuah perasan yang sempat menghilang muncul kembali. Dan takdirpun menuntunnya menyelesaikan perasaan anehnya itu.
Han Naran, model cantik yang wajahnya menghiasi papan iklan Korea itu berhasil menyembunyikan isi hatinya selama tujuh tahun. Bencana alam Jepang membuat perasaan itu kembali dan malah semakin menggebu.

Novel ini menggunakan alur campuran  dan alurnya sudah sangat terbaca di blurp buku ini, pertemuan keduanya membuat satu sama lain punya perasaan aneh, seperti deja vu, padahal mereka punya masa lalu yang berkaitan. Jadi hampir terasa datar. Karakter Han Naran juga kurang greget menurutku, aneh pada saat dia punya rencana itu. Memangnya dia tidak bisa positive thingking gitu? Kadang disitu saya merasa keki . Dan tersadar bahwa karekter Naran mengoyak otakku.

"Apakah kau tidak berpikir bahwa ini waktunya bagimu untuk memercayai orang lain?" (hlm.294)

Covernya bernuansa malam gelap dengan ilustrasi kincir angin, nggak masalah. Tapi, ukuran font dari judul novel itu kurang gede. Bagian bawah juga jadi sepi, padahal, kalau nama penulis ada di bawah, nggak mungkin jadi bagus juga sih. Ya intinya, fontnya kurang gede dan bagian bawahnya kurang rame ( T-T)

"Aku percaya bahwa kita sendirilah yang membuat kehidupan kita, merancangnya dengan berbagai macam kerja keras" (hlm. 296)

Aku rasa sih, novel ini cukup seru untuk dibaca. Walaupun alurnya sudah sangat mainstream dan tidak ada kejutan yang membuatku bilang awesome. Bahasanya sederhana, nggak belibet. Pencampuran dua kulturnya lumayan. Riset wilayah Korea dan Jepangnya juga oke. Aku dapat rasa cinta segitiganya Naran, Luca dan menejer Naran. Rasa dendamnya cukup kuat. Perasaan senang bercampur dongkol di ending juga dapet. Jadi suka sebel sendiri deh kalo baca endingnya berkali-kali.

"Jadi inikah maksudnya hidup dalam kebohongan?" (hlm. 309)

Jadi, aku bakal kasih 3,5/5 bintang untuk novel ini! Makin semangat berkarya ya kak Andry.


No comments:

Post a Comment