[Review] Re-Write by Emma Grace


Ye miring

Penulis : Emma Grace
Editor : Tri Saputra Sakti
Dasain sampul : Eduard Iwan
Penerbit : Gramedia
Tahun terbit : 2015
Tebal : 256hlm
ISBN : 9786020321158

blurp
Kehidupan Beth Samodro berjalan seperti layaknya gadis berumur dua puluh tahun. Ia kuliah di Sydney. Memiliki keluarga yang sayang padanya. Jatuh cinta luar biasa pada laki-laki yang telah ia kenal sejak sekolah menengah di Jakarta. 

Perjalan hidup Derick Bhrasongko dimulai dari kota Sydney. Ia lahir dan besar di kota tersebut. Ia tak suka pada orang Indonesia. Masa lalu telah mengajarnya untuk membenci gadis lemah yang hanya bisa menganggukkan kepala dan menurut pada orang lain, atas nama cinta. 

Beth dan Rick memiliki latar belakang dan pribadi yang berbeda. Kesamaan di antara mereka hanyalah sama-sama menyimpan rahasia kelam yang membebani langkah mereka saat ini. Kedua manusia yang tak pernah cocok untuk bersama dalam kondisi apa pun. Lalu pada satu persimpangan, jalan mereka bertemu. 

Dan garis hidup berkata lain


“Ketika kau mencintai seseorang, terluka adalah syaratnya. Itu adalah harga yang harus dibayar. Kau akan terluka oleh dan karena orang yang kaukasihi.”—Beth.
Review

Sinopsisnya sudah terpampang jelas ya di blurp, dan saya rasa bagi yang punya imajinasi liar atauy sudah pro dalam hal novel beginian pasti nebak-nebak goalsnya gimana. Oke, saya sebenarnya juga sudah menerka-nerka endingnya bagaimana tapi sungguhan saya ngga menyesal sama sekali.

Mari kita bicarakan alurnya, ada selipan flashback di sini, saya tidak mempermasalahkan itu. Untuk penokohannya, saat baca rasanya saya sudah mencium aroma Emma Grace banget, karakternya mirip-mirip lah dengan karakter Pay It Forward (Sila baca reviewnya di sini). Let me introduce Beth, Namanya Elizabeth, dia tinggal di Australia bareng Sheila, kakaknya. Karakternya entah kenapa saya merasa ada kemiripan dengan karakter Gitta. Ada juga Derick, yang blasteran Indo-Aussie, punya something in the past (Alwasys ya saya rasa, karena masa lalu itu bumbu kehidupan) karakternya bisa dikatakan dark. Ada juga Jared, maaf kalau saya bilang dia trash, dia adalah sahabat Beth, well i named he gold digger. Tidak seperti di Pay It Forwar, di Re-Write, ada peran antagonisnya.

Pembawaannya sendiri saya suka, just like Emma all the time. Pembawaannya yang formal, hangat dan manis. Dia membuat cerita yang menurut saya biasa aja, tapi bikin saya nggak berhenti sampai akhir. Di buku ini, dia juga menyelipkan 'keluarga' yang mana Emma banget (Entahlah saya merasa telah mengenal tulisannya) diselipin juga rasa kehilangan dan akibat dari semua itu. Faktor yang membuat hanganya novel ini saya rasa adalah bahasan tentang keluarga.

Porsi romantis-keluarga 50:50, seimbang sehingga tidak membuat novel ini putar haluan. Saya dapat feel dari Derick dan Jared, of course, untuk Jared feelnya beda, tapi emosi tersampaikan kepada saya saat membaca, cerita Re-Write ini mengaduk perasaan, bahagia, sedih, kesal dan blush silih berganti mambuat pembaca takjub.

Novel ini juga mengajak saya untuk berpikir dan merasa, sekedar berpikir apakah yang didekat kita benar-benar tulus atau tidak, berpikir mengenai arti kehilangan dan dampak dari itu, juga berpikir bagaimana kaus kaki punya hubungan dengan ketakutan terhadap badut.

Hanya saja, ada beberapa kesalahan teknis di mana seharusnya kata "samar" tapi ditulis "sa_mar", dan ada juga font penulisan narasi yang malah ikut ke surat. Tapi itu bukan masalah serius karena novel ini sungguhan keren! 


4 comments:

  1. Aku suka kalau ada keluarga begitu. Jadi nggak "dunia milik berdua". ^^

    ReplyDelete
  2. Aku suka kalau ada keluarga begitu. Jadi nggak "dunia milik berdua". ^^

    ReplyDelete
  3. kalau cinta, pastilah ada pengorbanan atau harga yg harus dibayar ^_^
    sukak mbak

    ReplyDelete